BAB I PENDAHULUAN A. Ruang Lingkup Pembahasan Pada dasarnya kehidupan manusia selama ini tidak bisa terlepas dari yang namanya suhu dan kalor. Dalam kehidupan manusia yang selalu menjidak kalor sebagai alat untuk menjaga kestabilan manusia dalm menjalankan kehidupanya di muka bumi ini. Di alam modernisasi seperti ini aplikasi kalor dibidang teknologi mungkin tidak sulit anda temukan bahkan juga mungkin terdapat di rumah anda, yaitu lemari es, suatu mesin yang diantaranya mengubah suatu air menjadi es. Aplikasi perpindahan kalor di alam dapat anda jumpai pada sirkuilasi udara di pantai. Pada siang hari bertiup angin dari laut menuju darat, disebut angin laut. Begitu pula sebaliknya pada malam hari bertiup angin dari darat menuju laut. Bagaimana air biasa menjadi es?, mengapa air laut bertiup siang hari dan angin darat bertiup malam hari?.Hal-hal tersebut merupakan bagian-bagian daripada suhu dan kalor. Makalah ini dispesifikasikan pada satu tinjauan permasalahan yang dilihat dari berbagai topik yang muncul dari suhu dan kalor itu sendiri, dimana pokok pembahasannya meliputi. a) pengertian suhu dan kalor b) komponen yang ada dalam suhu dan kalor B. Tujuan Penulisan Makalah Adapun tujuan yang diharapkan oleh penulis dengan penulisan makalah ini adalah selain memenuhi tugas penunjang dalam Mata Kuliah Konsep Dasar IPA, juga dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan mahasiswa dalam bidang fisika pada umumnya terutama materi tentang suhu dan kalor pada khususnya. BAB II PEMBAHASAN 1. SUHU 1.1. Pengertian Suhu (temperature) adalah suatu besaran pokok yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dinginkan memiliki suhu yang rendah. Perlu diketahui bahwa suhu merupakan besaran, maka yang memiliki suhu tentu benda. Misalnya suhu es yang sedang mencair, suhu air yang mendidih dan seterusnya. Jadi tidak ada suhu tempat atau ruangan, yang ada adalah suhu udara di tempat atau ruangan. Untuk mengetahui dengan pasti dingin atau panasnya suatu benda, kita memerlukan suatu besaran yang dapat diukur dengan alat ukur. Sebagai contoh apa yang kamu rasakan ketika kita minum es, dingin bukan, ketika kita merebus air, lama kelamaan air yang kamu rebus akan menjadi panas bukan setelah itu bisakah kita mengukur suhu? Bisakah tangan kita digunakan untuk mengukur panas atau dinginnya suatu benda dengan tepat? Kita tentu memerlukan cara untuk membedakan derajat panas atau dingin benda tersebut untuk itu kita perlu mengetahui cara untuk mengukur suhu secara akurat 1.2. Alat Pengukuran Suhu Alat untuk pengukur suhu disebut Termometer. Termometer pertama kali dibuat oleh Galileo Galilei (1564-1642). Termemoter ini disebut termometer udara. Termometer udara terdiri dari sebuah bola kaca yang dilengkapi dengan sebatang pipa kaca yang panjang , pipa tersebut dicelupkan kedalam cairan berwarna. Jika bola kaca dipanaskan, udara didalam pipa akan mengembang sehingga udara keluar dari pipa. Namun ketika bola didinginkan udara didalam pipa menyusut sehingga sebagian air naik kedalam pipa. Termometer udara peka terhadap perubahan suhu sehingga udara saat itu segera dapat diketahui. a. Macam-macam Termometer Termometer dibuat berdasarkan prinsip perubahan volume. Thermometer yang tabungnya diisi dengan raksa kita sebut thermometer raksa. Thermometer raksa dengan skala Celcius adalah thermometer yang umum dijumpai dalam keseharian. Selain raksa terdapat pula termometer alkohol. Adapun perbedaan atau keuntungan dan kekurangan dari masing-masing thermometer yang dibuat dari raksa atau alkohol adalah sebagai berikut: • Thermometer Raksa Keuntungan dan kekurangan menggunakan termometer raksa Keuntungan: - Raksa mudah dilihat karna mengkilat. - Volume raksa berubah secara teratur ketika terjadi perubahan suhu. - Raksa tidak membasahi kaca ketika memuai atau menyusut. - Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan- pekerjaan laboratorium (-400 C sampai dengan 3500 C) - raksa dapat panas secara merata sehingga menunjukkan suhu dengan cepat dan tepat. Kerugian - Raksa lumayan mahal. - Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah ( seperti di kutub utara dan selatan) - Raksa termasuk zat berbahaya sehingga ketika pecah akan membahayakan kulit. • Thermometer Alkohol Keuntungan dan kerugian thermometer alkohol Keuntungan: - Alkohol lebih murah dibanding raksa - Alkohol lebih teliti karena untuk kenaikan suhu yang kecil, alkohol mengalami perubahan volume yang lebih besar. - Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat dingin (seperti didaerah kutub yaitu – 1120 C) Kerugian: - Alkohol memiliki didih rendah yaitu 78o C, sehingga pemakainya terbatas. - Alkohol tidak berwarna sehingga harus diberi warna terlebih dahulu agar terlihat. - Alkohol membasahi dinding kaca. Mengapa kita menggunakan cairan yang jarang kita jumpai dikehidupan kita sehari-hari seperti raksa dan alkohol? Mengapa kita tidak menggunakan cairan yang sering kita jumpai seperti air? Air tidak digunakan untuk mengisi pipa thermometer karena 5 alasan berikut: - Air membasahi dinding kaca - Air tidak berwarna sehingga sulit dibaca batas ketinggiannya - Jangkauan suhu terbatas ( 0 o C sampai 100 o C ) - Perubahan volume air sangat kecil ketika suhunya dinaikan. - Hasil bacaan yang didapat kurang teliti karena air termasuk penghantar panas yang sangat jelek. Ketika kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda sampai pada suhu tertentu, beberapa sifat fisik benda tersebut berubah. Sifat-sifat benda yang akibat berubah adanya perubahan suhu di sebut sifat termometrik. Sifat termometrik suatu zat dapat di manfaatkan sebagai suatu alat pengukur suhu. Thermometer adalah alat yang di gunakan untuk mengukur suhu atau benda. Berbagai jenis thermometer di buat berdasarkan beberapa sifat termometrik zat, seperti pemuain zat padat, pemuain zat cair, pemuain gas, tekanan zat cair, teknan udara, regangan zat padat, hambatan zat terhadap arus listrik, dan intensitas cahaya (radiasi benda). Berdasarkan sifat termomatrik zat, jenis-jenis thermometer antara lain sebagai berikut. • Thermometer Zat Cair Alat ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa zat cair akan memuai (bertamba volumenya jika di panaskan). • Thermometer Bimetal Alat ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa logam akan memuai (bertambah panjang) jika di panaskan. Thermometer Hambatan Alat ini bekerja berdasar prinsip bahwa seutas kawat logam di panaskan, hambatan listriknya akan bertambah. Perubahan hambatan listrik ini kemudian di ubah ke dalam pulsa-pulsa listrik. Pulsa listrik inilah yang menunjukan suhu saat itu. Temokopel Perbedaan pemuain antara dua logam yang ke dua ujungnya di sentuhkan di manfaatkan pada termokopel. Pada prinsipnya, pemuaian yang berbeda antara dua logam yang ujungnya di sentuhkan akan menghasilkan gaya gerak listrik (GGL). Besar GGL inilah yang di manfaatkan oleh termokopel untuk menunjukan suhu. • Thermometer Gas Bila sejumlah gas yang di panaskan volumenya di jaga tetap, tekanannya akan bertambah. Sifat termometrik. inilah yang di manfaatkan untuk mengukur suhu pada thermometer gas. • Pyrometer Pyrometer bekerja dengan mengukur intensitas radiasi yang di pancarkan oleh benda yang sangat panas. Instrument pyrometer tidak menyentuh benda panas sehingga pyrometer dapat di gunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi (kira- kira 5000C – 30000C) yang dapat membakar habis thermometer jenis lainnya Selain thermometer diatas, ada beberapa thermometer yang kita kenal, yaitu thermometer laboratorium, thermometer ruang, thermometer klinis, dan thermometer Six-Bellani. • Termometer Laboratorium Thermometer laboratorium dapat dijumpai dilaboratorium. Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau air yang sedang dipanaskan. Thermometer laboratorium menggunakan raksa atau alkohol sebagai penunjuk suhu. Raksa dimasukkan kedalam pipa yang sangat kecil (pipa kapiler). Kemudian pipa dibungkus dengan kaca yang tipis. Tujuannya agar panas dapat diserap dengan cepat oleh thermometer. Suhu pada thermometer laboratorium biasanya 0 o C sampai 100 o C. suhu 0 o C menyatakan suhu es yang sedang mencair, sedangkan suhu 100 o C menyatakan suhu air sedang membeku. • Termometer Ruang Thermometer ruang dipasang pada tembok rumah atau kantor. Thermometer ini mengukur suhu udara pada suatu saat. Skala thermometer ruang adalah -50 o C sampai 50o C. mengapa menggunakan skala seperti itu? Karena suhu udara dibeberapa tempat bisa dibawah 0o C misalnya di Eropa. Sementara pada sisi lain suhu udara tidak pernah melebihi 50o C. • Termometer Klinis Thermometer klinis disebut juga thermometer demam. Thermometer ini biasanya digunakan oleh dokter untuk mengukur suhu badan. Pada keadaan sehat suhu tubuh kita sekitar 30o C namun pada keadaan demam suhu tubuh kita melebihi suhu tersebut. Suhu tubuh kita pada saat demam dapat melebihi 40o C. skala suhu pada thermometer klinis hanya 35o C sampai 43o C. hal ini sesuai dengan keadaan suhu tubuh kita. Suhu tubuh kita tidak mungkin dibawah 35o C dan melebihi 45o C. thermometer klinis biasanya dijepit pada ketiak, tapi ada pula yang nempel didahi, dan ditempel dimulut. Ketika thermometer dijepit suhu tubuh kita membuat raksa naik dipipa kapiler. Raksa akan berhenti bila suhu raksa sudah sama dengan suhu tubuh kita dan kita tinggal membaca berapa suhu yang ditunjukkan oleh raksa. • Thermometer Six-Bellani Thermometer Six-bellani disebut juga thermometer maxsimum minimum. Thermometer ini dapat mencatat suhu tertinggi dan terendah pada jangka waktu tertentu. b. Cara Membuat Termometer Dalam pembuatan thermometer, Mula-mula ditetapkan dua patokan suhu yang selanjutnya disebut titik tetap. Titik tetap merupakan suhu ketika benda mengalami perubahan wujud, misalnya saat benda mencair dan mendidih. Suhu ketika benda mencair menyatakan titik tetap bawah, sedangkan suhu ketika kita mendidih menyatakan titik tetap atas kemudian diantara titik tetap tersebut dibuat skala-skala. Bilangan yang menyatakan titik tetap berbeda antara satu ilmuan dengan ilmuan lainnya. Celcius (1701-1744) membuat titik tetap bawah ketika es mencair dan titik tetap atas ketika air mendidih. Titik tetap bawah (suhu es mencair) ditetapkan sebagai suhu 0o . Sementara titik tetap atas ( suhu air mendidih) ditetapkan sebagai suhu 100o. Kemudian jarak antara titik tetap atas dan titik tetap bawah dibagi menjadi 100ᵒ yang sama panjang. Dengan demikian skala Celcius memiliki rentang suhu antara 0o C sampai 100o C. skala suhu seperti ini digunakan dibanyak Negara termasuk di Indonesia. Fahrenheit (1686-1736) memilih suhu campuran es dan garam ketika membeku sebagai titik tetap bawah. Titik tetap ini menyatakan 0o. Sementara titik tetap atas dipasang bilangan 212o, yaitu titik didih campuran tersebut. Berarti skala Fahrenheit memiliki rentang suhu antara 0o F sampai 212o F. kemudian jarak antara titik tetap atas dan titik tetap bawah dibagi menjadi 180o yang sama panjang. Skala yang dibuat oleh Fahrenheit digunakan dibeberapa Negara termasuk Inggris dan Amerika Serikat. Reamur memilih titik 0o untuk es yang mencair dan 80o untuk air mendidih. Berarti skala reamur memiliki rentang suhu antara 0o R sampai 80o R. kemudian jarak anatara dua titik tetap tersebut menjadi 80 yang sama. Lord Kelvin (1824-1907) menyusun skala suhu dengan menggunakan ukuran derajat yang sama besar dengan derajat Celcius. Namun Kelvin menyatakan bahwa titik beku es adalah -273o K, sedangkan titik didih air adalah 373o C. dengan demikian 0o C sama dengan suhu -273o K sedangkan suhu 100o C sama dengan suhu 373o K. Suhu -273o K disebut titik nol mutlak. c. Mengubah Skala Suhu Pada skala Celcius terdapat 100 skala, pada skala Farenheit terdapat 180 skala, dan pada skala Reamur terdapat 80 skala. Perbandingan skala tersebut adalah o C : o R : (o F – 32) : (oK 273) = 5 : 4 : 9 : 5 Untuk mengubah derajat satu skala menjadi derajat skala yang lain digunakan rumus: Suhu Diketahui Diubah Ke Rumus Yang Digunakan o C o F o F = 9/5 o C + 32 o F o C o C = 5/9 (o F – 32) o C o R o R = 4/5 o C o R o C o C = 5/4 oR o R o F o F = 9/4 oR + 32 o F o R o R = 4/9 (o F – 32) o K o C o C = (o K – 273) o C o K o K = o C + 273 2. KALOR 2.1. Pengertian Kalor Kalor merupakan bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu. Secara alamiah, kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Sebelum. Jika kalor merupakan zat, tentu mempunyai masa. Ternyata benda yang suhunya naik, massanya tidak berubah, jadi kalor bukan zat. Ketika satu ketel air dingin diletakkan di atas kompor, temperatur air akan naik. Kita katakan bahwa kalor mengalir dari kompor ke air yang dingin. Ketika dua benda yang temperaturnya berbeda diletakkan sating bersentuhan, kalor akan mengalir seketika dari yang panas ke yang dingin. Aliran kalor seketika ini selalu dalam arah yang cenderung menyamakan temperatur. Jika kedua benda tersebut disentuhkan cukup lama sehingga temperatur keduanya sama, keduanya dikatakan dalam keadaan setimbang termal, dan tidak ada lagi kalor yang mengalir di antaranya. Sebagai contoh, ketika termometer demam pertama kali dimasukkan ke mulut pasien, kalor mengalir dari mulut pasien tersebut ke termometer; ketika pembacaan temperatur berhenti naik, termometer setimbang dengan mulut orang tersebut, dan temperaturnya sama. 2.2. Kalor sebagai Transfer Energi Kita gunakan istilah "kalor" pada kehidupan sehari-hari seakan-akan kita tahu apa yang dimaksud. Tetapi istilah tersebut sering digunakan secara tidak konsisten, sehingga penting bagi kita untuk mendefinisikan kalor dengan jelas, dan untuk memperjelas fenomena dan konsep yang ber¬hubungan dengan kalor. Secara umum kita membicarakan "aliran", kalor-kalor mengalir dari kompor ke ketel kopi, dari Matahari ke Bumi, dari mulut seseorang ke termo¬meter demam. Kalor mengalir dengan sendirinya dari suatu benda yang temperaturnya lebih tinggi ke benda lain dengan temperatur yang lebih rendah. Kalor berhubungan dengan energi. Gagasan bahwa kalor berhubungan dengan energi dikerjakan lebih lanjut oleh sejumlah ilmuwan pada tahun 1800-an, terutama oleh seorang pembuat minuman dari Inggris, James Prescott Joule (1818 - 1889). Joule melakukan sejumlah percobaan yang penting untuk menetapkan pandangan kita saat ini bahwa kalor, seperti kerja, merepresentasikan transfer energi. Salah satu bentuk dari percobaan Joule ditunjukkan pada gambar di bawah ini: Beban yang jatuh menyebabkan roda pedal berputar. Gesekan antara air dan roda pedal menyebabkan temperatur air naik sedikit (sebenarnya, hampir tidak terukur oleh Joule). Tentu saja, kenaikan temperatur yang sama juga bisa didapat dengan memanaskan air di atas kompor. Pada percobaan ini, dan banyak percobaan penting lainnya (beberapa di antaranya melibatkan energi listrik), Joule menentukan bahwa sejumlah kerja tertentu yang dilakukan selalu ekivalen dengan sejumlah masukan kalor tertentu. Secara kuantitatif, kerja 4,186 joule (J) ternyata ekivalen dengan 1 kalori (kal) kalor. Nilai ini dikenal sebagai tara kalor mekanik Sebagai hasil dari percobaan ini dan yang lainnya, para ilmuwan kemudian menginterpretasikan kalor bukan sebagai zat, dan bahkan bukan sebagai bentuk energi. Melainkan, kalor merupakan "transfer energi": ketika kalor mengalir dari benda panas ke yang lebih dingin, energi-lah yang ditransfer dari yang panas ke yang dingin. Dengan demikian, kalor merupakan energi yang ditransfer dari satu benda ke yang lainnya karena adanya perbedaan temperatur. Dalam satuan SI, satuan untuk kalor, sebagaimana untuk bentuk energi lain, adalah joule. Bagaimanapun, kalori dan kkal kadarigkala tetap digunakan. Sekarang kalori didefinisikan dalam joule (melalui tara kalor mekanik di atas), dan bukan dalam sifat air, seperti sebelumnya. Yang terakhir ini tetap pantas diingat: 1 kal menaikkan temperatur 1 g air sebesar 1 0C, atau 1 kkal menaik¬kan temperatur 1 kg air sebesar 1 0C. 2.3. Satuan kalor Satuan untuk menyatakan kalor adalah Joule (J) atau Kalori (kal). Joule menyatakan satuan usaha atau energi. Satuan Joule merupakan satuan kalor yang umum digunakan dalam fisika. Sedangkan Kalori menyatakan satuan kalor. Kalori (kal) merupakan satuan kalor yang biasa digunakan untuk menyatakan kandungan energi dalam bahan makanan. Contohnya: sepotong roti memiliki kandungan energy 200 kalori dan sepotong daging memiliki kandungan energi 600 kalori. Nilai 1 kalori (1 kal) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg air agar suhunya nai 1°C. Hubungan satuan kalori dengan joule adalah 1 kal = 4,2 J atau 1 J = 0,24 kal Kalor merupakan energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Kalor yang diberikan dalam sebuah benda dapat digunakan untuk 2 cara, yaitu untuk merubah wujud benda atau untuk menaikkan suhu benda itu. Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu tergantung pada : • massa benda • kalor jenis benda • perbedaan suhu kedua benda Secara matematis persamaan dapat ditulis dengan : Q = m.c (t2 – t1) dengan ketentuan: • Q = Kalor yang diterima suatu zat (Joule) • m = Massa zat (Kilogram) • c = Kalor jenis (Joule/kilogram°C) • (t2 – t1) = Perubahan suhu (°C) a. Kalor Jenis Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu satu kg air sebesar 10 C. Untuk mencari kalor jenis, rumusnya adalah: c = Q / m (t2 – t1) b. Kapasitas kalor Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh benda untuk menaikkan suhunya 1°C. Rumus kapasitas kalor: H = Q / (t2 – t1) dengan syarat: • Q = Kalor yang diterima suatu zat (Joule) • H = Kapasitas kalor (Joule/°C) • m = Massa zat (Kilogram) • c = Kalor jenis (Joule/kilogram°C) • (t2 – t1) = Perubahan suhu (°C) c. Azas Black Teori kalorik menyatakan bahwa setiap benda mengandung sejenis zat alir (kalorik) yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Teori ini diperkena lkan oleh Antoine Lavoiser. Teori ini juga menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi mengandung lebih banyak kalor dari pada benda yang suhunya rendah. Ketika kedua benda disentuhkan, benda yang suhunya tinggi akan kehilangan sebagian kalor yang diberikan kepada benda bersuhu rendah. Akhirnya para ilmuwan mengetahui bahwa kalor sebenarnya merupakan ssalah satu bentuk energi. Karena merupakan energi maka berlaku prinsip kekekalan energi yaitu bahwa semua bentuk energy adalah ekivalen (setara) dan ketika sej umlah energi hilang, proses selalu disertai dengan munculnya sejumlah energi yang sama dalam bentuk lainnya. Kekekalanm energi pada pertukaran kalor pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Inggris Joseph Black dengan pernyataan : kalor yang dilepaskan o leh air panas (Qlepas) sama dengan kalor yang diterima air dingin (Q terima). Secara matematis pernyataan tersebut dapat ditulis dengan : Q lepas = Q terima d. Kalorimeter Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Kalorimeter yang paling banyak digunakan adalah kalorimeter aluminium. Alat ini dirancang sehingga pertukaran kalor tidak terjadi diluar bejana. Untuk mengurangi radiasi kalor dan kehilangan kalor karena penyerapan dinding bejana, maka kedua dinding bejana bagian dalam dan luar dibuat mengkilap. 3. PERPINDAHAN KALOR Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu : a) Konduksi Jika sebuah logam yang salah satu ujungnya dipanaskandalam selang waktu tertenu, ujung lainnya pun akan terasa panas. Hal ini menunjukkan bahwa pada batang logam tersebut terjadi aliran atau perpindahan kalor dari bagian logam yang bersuhu tinggi ke bagian logam yang bersuhu rendah. Perpindahan kalor pada logam yang tidak diikuti perpindahan massa ini disebut dengan perpindahan kalor secara konduksi. Jadi konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dn selama terjadi perpindahan kalor, tidak disertai dengan perpindahan partikel- partikel zat perantaranya. Perpindahan kalor di dalam zat padat dapat dijelaskan dengan teori atom. Atom-atom dalam zat padat yang dipanaskan akan bergetar dengan kuat. Atom atom yang bergetar akan memindahkan sebagian energinya kepada atom atom tetangga terdekat yang ditumbuknya. Kemudian atom tetangga yang ditumbuk dan mendapatkan kalor ini akan ikut bergetar dan menumbuk atom tetangga lainnya, demikian seterusnya sehingga terjadi perpindahan kalor. Dalam zat padat. Syarat terjadinya konduksi kalor suatu benda adalah adanya perbedaan suhu antar dua tempat pada benda tersebut. Kalor akan berpindah dari tempat bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah. Jika suhu kedua tempat tersebut menjadi sama, maka rambatan kalor pun akan terhenti. Berdasarkan kemampuan suatu zat menghantarkan kalor secara konduksi, zat dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik, sedangkan isolator adalah kebalikannya, yaitu zata yang sukar menghantarkan kalor. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada jenis logam, luas penampang penghantar kalor, perbedaan suhu antar ujung-ujung logam, serta panjang penghantar yang dilalui oleh kalor tersebut. Besar kalor yang mengalir per satuan waktu pada proses konduksi ini tergantung pada : • Berbanding lurus dengan luas penampang batang • Berbanding lurus dengan selisih suhu kedua ujung batang, dan • Berbanding terbalik dengan panjang batang b. Konveksi Konveksi Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai dengan perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakan fluida terjadi karena perbedaan massa jenis, sedangkan pada konveksi paksa terjadinya pergerakan fluida karena ada paksaan dari luar. Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi udara disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut dan angin darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim pendingin mobil, pengering rambut, kipas angin, Besar laju kalor ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida di sekitarnya adalah berbanding lurus dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida dan perbedaan suhu antara benda dengan fluida. c. Radiasi Radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada radiasi, kalor atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda halnya dengan konduksi atau konveksi yang selalu membutuhkan medium. Sebenarnya setiap benda memancarkan dan menyerap energi radiasi. Benda panas ada yang berpijar dan ada juga yang tidak berpijar. Kedua benda tersebut memencarkan/meradiasikan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang. Yosef Stefan menemukan bahwa laju rambat kalor secara radiasi tiap satu satuan luas permukaan benda begantung pada sifat dan suhu permukaan benda. Benda yang mengkilap lebih sukar memencarkan kalor daripada benda yang hitan dan kusam. Keadaan tersebut juga berlaku untuk benda yang menyerap kalor. Benda yang permukaannnya mengkilap lebih sukar menyerap kalor daripada benda yang permukaannnya hitam dan kusam. Jadi dspst dikstsksn bahwa benda hitam dan kusam merupakan pemancar dan penyerap kalor yang baik. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan materi diatas Suhu atau temperatur benda adalah besaran yang menyatakan derajat panas suatu benda. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dinginkan memiliki suhu yang rendah. Alat untuk pengukur suhu disebut Termometer. Termometer pertama kali dibuat oleh Galileo Galilei (1564-1642). Beberapa thermometer yang kita kenal, yaitu thermometer laboratorium, thermometer ruang, thermometer klinis, dan thermometer Six-Bellani. Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu tergantung pada : • massa benda • kalor jenis benda • perbedaan suhu kedua benda Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu : 1. Konduksi 2. Konveksi 3. Radiasi DAFTAR PUSTAKA Bandura, A. 1969. Fisika Alam. Jakarta: Erlangga. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga Muslim, dkk. 2006. Konsep Dasar Fisika. Bandung. UPI Press Tim SEQIP. 2007. Buku IPA Guru Kelas 5. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdiknas Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik . Jakarta: Erlangga http://yurishandcraft.blogspot.co.id/2013/10/materi-suhu-dan-kalor.html?m=1 http://mataduniakami.blogspot.co.id/2015/12/makalah-suhu-dan-kalor.html?m=1 http://sekitarduniaunik.blogspot.com/2013/02/perbedaan-celcius-fahrenheit-reamur-dan-kelvin.html
September 28, 2020   Posted by Miq Guru Budi in , with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search